LautanBola88 - Ini terjadi pada tahun 2002. Ini merupakan
ceritaku asli/nyata, Pada saat aku masih kuliah di semester 2, ibuku sakit dan
dirawat di kota M. Oh, iya aku tinggal di kota J. Cukup jauh sih dari kota M.
Karena ibuku sakit, sehingga tidak ada yang masak dan menunggu dagangan.
Soalnya adik-adikku semua masih sekolah. Akhirnya aku usul kepada ibuku kalau
sepupuku yang ada di kota lain menginap di sini (di rumahku). Dan ide itu pun
disetujui. Maka datanglah sepupuku tadi.
Sepupuku (selanjutnya aku panggil Nia) orangnya sih tidak
terlalu cantik, tingginya sekitar 155 cm, dadanya masih kecil (tidak nampak
montok seperti sekarang). Tetapi dia itu akrab sekali dengan aku. Aku
dianggapnya seperti kakak sendiri.
Nah kejadiannya itu waktu aku lagi liburan semester.
Waktu liburan itu aku banyak menghabiskan waktu untuk
menunggu dagangan ibuku. Otomatis dong aku banyak menghabiskan waktu dengan Nia.
Mula-mulanya sih biasa-biasa saja, layaknya hubungan kami sebagai sepupu. Suatu
malam, kami (aku, Nia, dan adik-adikku) sudah ingin tidur. Adikku masing-masing
tidur di kamarnya masing-masing. Sedang aku yang suka menonton TV, memilih
tidur di depan TV. Nah, ketika sedang menonton TV, datang Nia dan nonton
bersamaku, rupanya Nia belum tidur juga.
Sambil nonton, kami berdua bercerita mengenai segala hal
yang bisa kami ceritakan, tentang diri kami masing-masing dan teman-teman kami.
Nah, ketika kami sedang nonton TV, dimana film di TV ada adegan ciuman antara
laki-laki dan perempuan (sorry udah lupa tuh judul filmnya).
Eh, Nia itu merespon dan bicara padaku, “Wah temenku sih
biasa begituan (ciuman).”
Terus aku jawab, “Eh.. kok tau..?”
Rupanya teman Nia yang pacaran itu suka cerita ke Nia kalau
dia waktu pacaran pernah ciuman bahkan sampai ‘anu’ teman Nia itu sering
dimasuki jari pacarnya. Tidak tanggung-tanggung, bahkan sampai dua jarinya
masuk.
Setelah kukomentari lebih lanjut, aku menebak bahwa Nia nih
ingin juga kali. Terus aku bertanya padanya, “Eh, kamu mau juga nggak..?”
Tanpa kuduga, ternyata dia mau. Wah kebetulan nih.
Dia bahkan bertanya, “Sakit nggak sih..?”
Ya kujawab saja, “Ya nggak tau lah, wong belum pernah…
Gimana.., mau nggak..?”
Nia berkata, “Iya deh, tapi pelan-pelan ya..? Kata temenku
kalo jarinya masuk dengan kasar, ‘anunya’ jadi sakit.”
“Iya deh..!” jawabku.
Kami berdua masih terus menonton film di TV. Waktu itu kami
tiduran di lantai. Kudekati dia dan langsung tanganku menuju selangkangannya
(to the point ok..!). Kuselusupkan tangan kananku ke dalam CD-nya dan kuelus-elus
dengan lembutnya. Nia tidak menolak, bahkan dengan sengaja merebahkan tubuhnya,
dan kakinya agak diselonjorkan. Saat merabanya, aku seperti memegang pembalut,
dan setelah kutanyakan ternyata memang sejak 5 hari lalu dia sedang menstruasi.
Aku tidak mencoba membuka pakaian maupun CD-nya, maklumlah
takut kalau ketahuan sama adik-adikku. Dengan CD masih melekat di tubuhnya,
kuraba daerah di atas kemaluannya. Kurasakan bulu kemaluannya masih lembut,
tapi sudah agak banyak seperti bulu-bulu yang ada di tanganku. Kuraba terus
dengan lembut, tapi belum sampai menyentuh ‘anunya’, dan terdengar suara
desisan walau tidak keras. Kemudian kurasakan sekarang dia berusaha mengangkat
pantatnya agar jari-jariku segera menyentuh kemaluannya. Segera kupenuhi
keinginannya itu.
Waktu pertama kusentuh kemaluannya, dia terjengat dan
mendesis. Kugosok-gosok bibir kewanitaannya sekitar 5 menit, dan akhirnya kumasukkan
jari tengahku ke liang senggamanya.
“Auw..,” begitu reaksinya setelah jariku masuk setengahnya
dan tangannya memegangi tanganku.
Setelah itu dengan pelan kukeluarkan jariku, “Eeesshh…”
desisnya, Agen Sbobet Terpercaya LautanBola88.
Lalu kutanya, “Gimana..? Sakit..?”
Dia menggeleng dan tanpa kusadari tangannya kini memegang
telapak tangan kananku (yang berada di dalam CD-nya), seakan memberi komando
kepadaku untuk meneruskan kerjaku.
Sambil terus kukeluar-masukkan jariku, Nia juga tampak meram
serta mendesis-desis keenakan. Sementara terasa di dalam CD-ku, batang
kemaluanku juga bangun, tapi aku belum berani untuk meminta Nia memegang
rudalku (padahal aku sudah ingin sekali).
Sekitar 10 menit peristiwa itu terjadi. Kulihat dia tambah
keras desisannya dan kedua kakinya dirapatkan ke kaki kiriku. Sepertinya dia
telah mengalami klimaks, dan kami akhirnya tidur di kamar masing-masing.
Hari berikutnya, aku dan Nia siap-siap membuka warung,
adikku pada berangkat sekolah, sehingga hanya ada aku dan Nia di warung. Hari
itu Nia jadi lebih berani padaku. Di dalam warungku sambil duduk dia berani
memegang tanganku dan menuntunnya untuk memegang kemaluannya. Waktu itu dia
memakai hem dan rok di atas lutut, hingga aku langsung bisa memegang
selangkangannya yang terhalang CD dan pembalut. Kaget juga aku, soalnya ini kan
lagi ada di warung.
“Nggak pa-pa Mas.., khan lagi sepi.” katanya dengan enteng
seakan mengerti yang kupikirkan.
“Lha kalo ada pembeli gimana nanti..?” tanyaku.
“Ya udahan dulu, baru setelah pembelinya balik, kita
lanjutin lagi, ok..?” jawabnya.
Dengan terpaksa kuraba-raba selangkangannya. Hal tersebut
kulakukan sambil mengawasi di luar warung kalau-kalau nanti ada pembeli datang.
Sementara aku mengelus selangkangannya, Nia mencengkeram pahaku sambil bibirnya
digigit pelan tanda menikmati balaianku. Peristiwa itu kuakui sangat membuatku
terangsang sekali, sehingga celana pendekku langsung terlihat menonjol yang
bertanda batang kejantananku ingin berontak.
“Lho Mas, anunya Mas kok ngaceng..?” katanya.
Ternyata dia melihatku, kujawab, “Iya ini sih tandanya aku
masih normal…”
Aku terus melanjutkan pekerjaanku. Tanpa kusadari dia pun
mengelus-elus celanaku, tepat di bagian batang kemaluanku. Kadang dia juga
menggenggam kemaluanku sehingga aku juga merasa keenakan. Baru mau kumasukkan
tanganku ke CD-nya, tiba-tiba aku melihat di kejauhan ada anak yang sepertinya
mau membeli sesuatu di warungku.
Kubisiki dia, “Heh ada orang tuh..! Stop dulu ya..?”
Aku menghentikan elusanku, dia berdiri dan berjalan ke depan
warung. Benar saja, untung kami segera menghentikan kegiatan kami, kalo tidak,
wah bisa berabe nanti. Sehabis melayani anak itu, dia balik lagi duduk di
sebelahku dan kami memulai lagi kegiatan kami yang terhenti. Seharian kami
melakukannya, tapi aku tidak membuka CD-nya, karena terlalu beresiko. Jadi kami
seharian hanya saling mengelus di bagian luar saja.
Malam harinya kami melakukan lagi. Aku sendirian nonton TV,
sementara adikku semua sudah tidur. Tiba-tiba dia mendatangiku dan ikut tiduran
di lantai, di dekatku sambil nonton TV. Kemudian tiba-tiba dia memegang
tanganku dan dituntun ke selangkangannya. Aku yang langsung diperlakukan
demikian merasa mengerti dan langsung aku masuk ke dalam CD-nya, dan langsung
memasukkan jariku ke kemaluannya. Sedangkan dia juga langsung memegang batang
kejantananku.
“Aku copot ya CD kamu, biar lebih enakan.” kataku.
Dia mengangguk dan aku langsung mencopot CD-nya. Saat itu
dia memakai rok mininya yang tadi, sehingga dengan mudah aku mencopotnya dan
langsung tanganku mengorek-ngorek lembah kewanitaannya dengan jari telunjukku.
Aku juga menyuruh mengeluarkan batang kejantananku dari CD-ku, sehingga dia
kini bisa melihat rudalku dengan jelas, dan dia kusuruh untuk menggenggamnya.
Kukorek-korek kemaluannya, kukeluar-masukkan jariku, tampaknya dia sangat
menikmatinya. Kulihat batang kemaluanku hanya digenggamnya saja, maka kusuruh
dia untuk mengocoknya pelan-pelan, namun karena dia tidak melumasi dulu
batangku, maka kemaluanku jadi agak sakit, tapi enak juga sih.
“Eehhsstt… eehhsstt… Ouw.., eehhsstt… eehhsstt… eehhsstt…”
begitu erangannya saat kukeluar-masukkan jariku.
Kumasukkan jariku lebih dalam lagi ke liang kewanitaannya
dan dia mendesis lebih keras, aku suruh dia agar jangan keras-keras, takut
nanti adikku terbangun.
“Kocokkannya lebih pelan dong..!” kataku yang merasa
kocokkannya terhenti.
Kupercepat gerakan jariku di dalam liangnya, kurasakan dia
mengimbanginya dengan menggerakkan pantatnya ke depan dan ke belakang, seakan
dia lagi menggauli jariku. Dan akhirnya, “Oh.., oohh.. oohh.. ohh…” rupanya dia
mencapai klimaksnya yang pertama, sambil kakinya mengapit dengan keras kaki
kananku.
Kucabut jariku dari kemaluannya, kulihat masih ada noda
merah di jariku. Karena aku belum puas, aku langsung pergi ke kamar mandi dan
kutuntun Nia. Di kamar mandi aku minta dia untuk mengocok batang kejantananku
dengan tangannya. Dia mau. Aku lepaskan celanaku, setelah itu CD-ku dan batang
kejantananku langsung berdiri tegap. Kusuruh dia mengambil sabun dan melumuri
tangannya dengan sabun itu, lalu kusuruh untuk segera mengocoknya. Karena belum
terbiasa, sering tangannya keluar dari batangku, terus kusuruh agar tangannya
waktu mengocok itu jangan sampai lepas dari batangku. Setelah 5 menit, akhirnya
aku klimaks juga, dan kusuruh menghentikan kocokannya.
Seperti pagi hari sebelumnya, kami mengulangi perbuatan itu
lagi. Tidak ada yang dapat kuceritakan kejadian pagi itu karena hampir sama
dengan yang terjadi di pagi hari sebelumnya. Tapi pada malam harinya, seperti
biasa, aku sendirian nonton TV. Nia datang, sambil tiduran dia nonton TV. Tapi
aku yakin tujuannya bukan untuk nonton, dia sepertia ketagihan dengan
perlakuanku padanya. Dia langsung menuntun tanganku ke selangkangannya. Aku
bisa menyentuh kewanitaannya, tapi ada yang lain. Kini dia tidak memakai
pembalut lagi.
“Eh, kamu udah selesai mens-nya..?” tanyaku.
“Iya, tadi sore khan aku udah kramas, masa nggak tau..?”
katanya.
Aku memang tidak tahu. Karena memang aku kurang peduli
dengan hal-hal seperti itu. Aku jadi membayangkan yang jorok, wah batang
kejantananku bisa masuk nich. Kuraba-raba CD-nya. Tepat di lubang kemaluannya,
aku agak menusukkan jariku, dan dia tampak mendesis perlahan. Tangannya kini
sudah membuka restleting celana pendekku, selanjutnya membukanya, dan CD-ku
juga dilepaskankan ke bawah sebatas lutut.
Digenggamnya batang kejantananku tanpa sungkan lagi (karena
sudah sering kali ya..?). Aku juga membuka CD-nya, tapi karena dia masih
memakai rok mini lagi, jadi tidak ketahuan kalau dia sekarang bugil di bagian
bawahnya. Dia kini dalam keadaan mengangkang dengan kaki agak ditekuk. Kuraba
bibir kemaluannya dan dengan agak keras, kumasukkan seluruh jari telunjukku ke
lubang senggamanya.
“Uhh.. esshh.. eesshh.. esshh…” begitu desisnya waktu
kukeluar-masukkan jariku ke lubang senggamanya.
Sementara dia kini juga berusaha mengocok batang
keperkasaanku, tapi terasa masih sakit. Kukorek-korek lubang kemaluannya. Lalu
timbul keinginanku untuk melihat kemaluannya dari dekat. Maklumlah, aku khan
belum melihat langsung bentuk kemaluan wanita dari dekat. Paling-paling dari
film xx yang pernah kutonton.
Kuubah posisiku, kakiku kini kuletakkan di samping kepala
Nia, sedangkan kepalaku berada di depan kemaluannya, sehingga aku dengan
leluasa dapat melihat liang kewanitaannya. Dengan kedua tanganku, aku berusaha
membuka bibir kemaluannya.
Tapi, “Auw.. diapaain Mas..? Eshh.. uuhh..” desisannya
tambah mengeras.
“Sorry.., sakit ya..? Aku mo lihat bentuk anumu nih, wah
bagus juga yach..!” sambil terus kukocokkan jariku.
Kulihat daging di lubangnya itu berwarna merah muda dan
terlihat bergerak-gerak.
“Wah, jariku aja susah kalo masuk kesini, apalagi anuku yang
kamu genggam itu ya..?” pancingku.
Dia diam saja tidak merespon, mungkin lagi menikmati kocokan
jariku karena kulihat dia memaju-mundurkan pantatnya.
“Eh, sebenarnya yang enak ini mananya sich..?” tanyaku.
Tangan kirinya menunjuk sepotong daging kecil di atas lubang
kemaluannya.
“Ini nich.., kalo Mas kocokkan jarinya pas menyentuh ini
rasanya kok gatel-gatel tapi enak gitu.”
“Mana.., mana.., oh ini ya..?” kugosok daging itu (yang
kemudian kuketahui bernama klitoris) dan dia makin kuat menggenggam batang
kemaluanku.
“Ahh. auu.. enakk Maass… eehh… aahh.. truuss Mass,
terusiinn.. ohh..!”
Tangannya setengah tenaga ingin menahan tanganku, tapi
setengahnya lagi ingin membiarkan aku terus menggosok benda itu.
Dan akhirnya, “Uhh.. uhh.. uuhh.. ahh.. aahh..” dia mencapai
klimaks.
Aku terus menggosoknya, dan tubuhnya terus menggelinjang
seperti cacing kepanasan.
Lalu kubertanya, “Eh, gimana kalo anuku coba masuk ke sini…?
Boleh nggak..? Pasti lebih enakan..!”
Dia hanya mengangguk pelan dan aku segera merubah posisiku
menjadi tidur miring sejajar dengan dia. Kugerakkan batang kejantananku menuju
ke lubang kemaluannya. Kucoba memasukkan, tapi rasanya tidak bisa masuk.
Kurubah posisiku sehingga dia kini berada di bawahku. Kucoba masukkan lagi
batangku ke lubangnya. Terasa kepala anuku saja yang masuk, dia sudah
mendesis-desis.
Kudorong lebih dalam lagi, tangannya berusaha menghentikan
gerakanku dengan memegang batangku. Namun rasanya nafsu lebih mendominasi
daripada nalarku, sehingga aku tidak mempedulikan erangannya lagi.
Kutekan lagi dan, “Auuwww.. ehhssaakkiitt..!”
Aku berhasil memasukkan batang anuku walau tidak seluruhnya.
Aku diam sejenak dan bernapas. Terasa anunya memeras batangku dengan keras.
“Gimana, sakit ya.., mo diterusin nggak..?” tanyaku padanya
sambil tanganku memegang pantatnya.
Dia tidak menjawab, hanya terdengar desah nafasnya.
Kugerakkan lagi untuk masuk lebih dalam. Mulutnya membuka lebar seperti orang
menjerit, tapi tanpa suara.
Karena dia tetap diam, maka kulanjutkan dengan mengeluarkan
batangku. Dan lagi-lagi dia seperti menjerit tapi tanpa suara. Saat
kukeluarkan, kulihat ada noda darah di batangku. Aku jadi kaget, “Wah aku
memperawaninya nih.” Agen Poker Terbaik LautanBola88.
“Gimana.., sakit nggak.., kalo nggak lanjut ya..?” tanyaku.
“Uhh.. tadi sakiitt sich… uhh. geelii..” begitu katanya
waktu anuku kugesek-gesekkan.
Setelah itu kumajukan lagi batang kejantananku, Nia tampak
menutup matanya sambil berusaha menikmatinya. Baru kali ini batangku masuk ke
liangnya wanita, wah rasanya sungguh nikmat. Aku belum mengerti, kenapa kok di
film-film yang kulihat, batang kejantanan si pria begitu mudahnya keluar masuk
ke liang senggama wanita, tapi aku disini kok sulit sekali untuk menggerakkan
batang kejantananku di liang keperawanannya.
Namun setelah beberapa menit hal itu berlangsung, sepertinya
anuku sudah lancar keluar masuk di anunya, maka agak kupercepat gerakan
maju-mundurku di liangnya. Kurubah posisiku hingga kini dia berada di bawahku.
Sambil masih kugerakkan batangku, tanganku berusaha mencapai buah dadanya.
Kuremas-remas buah dadanya yang masih kecil itu bergantian, lalu kukecup puting
buah dadanya dengan mulutku.
Dia semakin bergelinjang sambil mendesis agak keras.
Akhirnya setelah berjalan kurang lebih 10 menitan, kaki Nia berada di pantatku
dan menekan dengan keras pantatku. Kurasa dia sudah orgasme, karena cengkeraman
bibir kemaluannya terhadap anuku bertambah kuat juga. Dan karena aku tidak
tahan dengan cengkeraman bibir kemaluannya, akhirnya, “Crot.. crot.. crot..”
air maniku tumpah di vaginanya.
Serasa aku puas dan juga letih. Kami berdua bersimbah
keringat. Lalu segera kutuntun dia menuju kamar mandi dan kusuruh dia untuk
membersihkan liang kewanitaannya, sedangkan aku mencuci senjataku. Setelah itu
kami kembali ke tempat semula.
Kulihat tidak ada noda darah di karpet tempat kami melakukan
kejadian itu. Dan untung adik-adikku tidak bangun, sebab menurutku desisan dan
suara dia agak keras. Lalu kumatikan TV-nya, dan kami berdua tidur di kamar
masing-masing.
Sebelum tidur aku sempat berfikir, “Wah, aku telah
memperawani sepupuku sendiri nich..!”
Sewaktu aku sudah kuliah lagi (dua hari setelah kejadian
itu), dia masih suka menelponku dan bercerita bahwa kejadian malam itu sangat
diingatnya dan dia ingin mengulanginya lagi. Aku jadi berpikir, wah gawat kalo
gini. Aku jadi ingat bahwa waktu itu aku keluarkan maniku di dalam liang
keperawanannya.
“Wah, bisa hamil nich anak..!” pikirku.
Hari-hariku jadi tidak tenang, karena kalau ketahuan dia
hamil dan yang menghamili itu aku, bisa mampus aku. Setelah sebulan lewat,
kutelpon dia di rumahnya. Setelah kutanya, ternyata dia dapat mens-nya lagi dua
hari yang lalu. Lega aku dan sekarang hari-hariku jadi balik ke semula.
Begitulah ceritaku saat menggauli sepupu sendiri, tapi dasar
memang sepupuku yang agak ‘horny’. Tapi sampai saat ini kami tidak pernah
melakukan perbuatan itu lagi.
LautanBola88 & LautanPoker88 Adalah Agen Resmi Judi Online BOLA, CASINO, TOGEL Online, SBOBET, MAXBET, IBCBET, POKER, SAKONG, CAPSA, CEME, DOMINO, IDN SPORT, IDN POKER Terbesar, Terpercaya, Dan Terbaik No 1 Di INDONESIA Dengan Pelayanan 7x24 Jam. Pendaftaran & Deposit 24jam, Bisa Melalui Bank BCA, MANDIRI, CIMB NIAGA, BNI, BRI.
- Minimal Deposit POKER Hanya Rp 25.000
- Minimal Deposit BOLA & CASINO Hanya Rp 25.000
- Withdraw / Tarik Dana 24jam
- BONUS NEW MEMBER 30%
- BONUS DEPOSIT 10%
- Bonus Cashback 10%
- Bonus Turnover (0.25% Sport) & ( 0.7% Live Casino)
- Bonus Refferal 10% Seumur Hidup
Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi kami di:
Whatsapp: +855 7795 6733
BBM: LAUTANBOLA
LINE ID: LAUTANBOLA
Telegram: +855 7795 6733
LautanBola88 | LautanPoker88