Aku Menjadi Pemuas Nafsu Supir Ku
by
March 10, 2019
0
comments
Agen Bola Online
Agen Bola Terpercaya
Agen Casino Online
Agen Judi Terpercaya
Agen Poker Online
Agen Poker Terpercaya
Agen Sbobet Terbaik
Agen Sbobet Terpercaya
Lautanbola88 – Kisah ini
terjadi ketika aku masih SMU, ketika umurku masih 18 tahun, waktu itu rambutku
masih sepanjang sedada dan hitam (sekarang sebahu lebih dan sedikit merah). Di
SMU aku termasuk sebagai anak yang menjadi incaran para cowok.
Tubuhku cukup ideal untuk
seusiaku dengan buah dada yang sedang tapi kencang serta pinggul yang
membentuk, pinggang dan perutku pun ukurannya pas karena rajin olahraga,
ditambah lagi kulitku yang putih mulus ini. Aku pertama mengenal seks dari
pacarku yang tak lama kemudian putus, pengalaman pertama itu membuatku haus
seks dan selalu ingin mencoba pengalaman yang lebih heboh. Beberapa kali aku
berpacaran singkat yang selalu berujung di ranjang. Aku sangat jenuh dengan
kehidupan seksku, aku menginginkan seseorang yang bisa membuatku menjerit-jerit
dan tak berkutik kehabisan tenaga.
Ketika itu aku belum
diijinkan untuk membawa mobil sendiri, jadi untuk keperluan itu orang tuaku mempekerjakaan
Bang Tigor sebagai sopir pribadi keluarga kami merangkap pembantu. Dia berusia
sekitar 30-an dan mempunyai badan yang tinggi besar serta berisi, kulitnya
kehitam-hitaman karena sering bekerja di bawah terik matahari (dia dulu bekerja
sebagai sopir truk di pelabuhan). Aku sering memergokinya sedang mengamati
bentuk tubuhku, memang sih aku sering memakai baju yang minim di rumah karena
panasnya iklim di kotaku. Waktu mengantar jemputku juga dia sering mencuri-curi
pandang melihat ke pahaku dengan rok seragam abu-abu yang mini. Begitu juga
aku, aku sering membayangkan bagaimana bila aku disenggamai olehnya, seperti
apa rasanya bila batangnya yang pasti kekar seperti tubuhnya itu mengaduk-aduk
kewanitaanku. Tapi waktu itu aku belum seberani sekarang, aku masih ragu-ragu
memikirkan perbedaan status diantara kami.
Obsesiku yang menggebu-gebu
untuk merasakan ML dengannya akhirnya benar-benar terwujud dengan rencana yang
kusiapkan dengan matang. Hari itu aku baru bubaran pukul 3 karena ada ekstra
kurikuler, aku menuju ke tempat parkir dimana Bang Tigor sudah menunggu. Aku
berpura-pura tidak enak badan dan menyuruhnya cepat-cepat pulang. Di mobil,
sandaran kursi kuturunkan agar bisa berbaring, tubuhku kubaringkan sambil
memejamkan mata. Begitu juga kusuruh dia agar tidak menyalakan AC dengan alasan
badanku tambah tidak enak, sebagai gantinya aku membuka dua kancing atasku
sehingga bra kuningku sedikit tersembul dan itu cukup menarik perhatiannya.
“Non gak apa-apa kan? Sabar
ya, bentar lagi sampai kok” hiburnya
Waktu itu dirumah sedang
tidak ada siapa-siapa, kedua orang tuaku seperti biasa pulang malam, jadi hanya
ada kami berdua. Setelah memasukkan mobil dan mengunci pagar aku memintanya
untuk memapahku ke kamarku di lantai dua. Di kamar, dibaringkannya tubuhku di
ranjang. Waktu dia mau keluar aku mencegahnya dan menyuruhnya memijat kepalaku.
Dia tampak tegang dan berkali-kali menelan ludah melihat posisi tidurku itu dan
dadaku yang putih agak menyembul karena kancing atasnya sudah terbuka, apalagi
waktu kutekuk kaki kananku sehingga kontan paha mulus dan CD-ku tersingkap.
Walaupun memijat kepalaku, namun matanya terus terarah pada pahaku yang
tersingkap. Karena terus-terusan disuguhi pemandangan seperti itu ditambah lagi
dengan geliat tubuhku, akhirnya dia tidak tahan lagi memegang pahaku. Tangannya
yang kasar itu mengelusi pahaku dan merayap makin dalam hingga menggosok
kemaluanku dari luar celana dalamku.
“Sshh.. Bang” desahku dengan
agak gemetar ketika jarinya menekan bagian tengah kemaluanku yang masih
terbungkus celana dalam.
“Tenang Non.. saya sudah dari
dulu kesengsem sama Non, apalagi kalau ngeliat Non pake baju olahraga, duh
tambah gak kuat Abang ngeliatnya juga” katanya merayu sambil terus mengelusi
bagian pangkal pahaku dengan jarinya.
Tigor mulai menjilati pahaku
yang putih mulus, kepalanya masuk ke dalam rok abu-abuku, jilatannya
perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Aku hanya dapat mencengkram
sprei dan kepala Tigor yang terselubung rokku saat kurasakan lidahnya yang
tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir celana dalamku lalu menyentuh bibir
vaginaku. Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk
ke liang vaginaku, rasanya wuiihh..gak karuan, geli-geli enak seperti mau
pipis. Tangannya yang terus mengelus paha dan pantatku mempercepat naiknya
libidoku, apalagi sejak beberapa hari terakhir ini aku belum melakukannya lagi.
Sesaat kemudian, Tigor
menarik kepalanya keluar dari rokku, bersamaan dengan itu pula celana dalamku
ikut ditarik lepas olehnya. Matanya seperti mau copot melihat kewanitaanku yang
sudah tidak tertutup apa-apa lagi dari balik rokku yang tersingkap. Dia dekap
tubuhku dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut dia
membelai permukaannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Sementara tangan yang
satunya mulai naik ke payudaraku, darahku makin bergolak ketika telapak
tangannya yang kasar itu menyusup ke balik bra-ku kemudian meremas daging
kenyal di baliknya.
“Non, teteknya bagus amat..
sama bagusnya kaya memeknya, Non marah ga saya giniin?” tanyanya dekat
telingaku sehingga deru nafasnya serasa menggelitik.
Aku hanya menggelengkan
kepalaku dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifku. Tigor
yang merasa mendapat restu dariku menjadi semakin buas, jari-jarinya kini bukan
hanya mengelus kemaluanku tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, cup bra-ku yang
sebelah kanan diturunkannya sehingga dia dapat melihat jelas payudaraku dengan
putingnya yang mungil.
Aku merasakan benda keras di
balik celananya yang digesek-gesek pada pantatku. Tigor kelihatan sangat
bernafsu melihat payudaraku yang montok itu, tangannya meremas-remas dan
terkadang memilin-milin putingnya. Remasannya semakin kasar dan mulai meraih
yang kiri setelah dia pelorotkan cup-nya. Ketika dia menciumi leher jenjangku
terasa olehku nafasnya juga sudah memburu, bulu kudukku merinding waktu
lidahnya menyapu kulit leherku disertai cupangan. Aku hanya bisa meresponnya
dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasannya pada
dadaku mengencang atau jarinya mengebor kemaluanku lebih dalam. Cupanganya
bergerak naik menuju mulutku meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas
gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirnya akhirnya bertemu dengan
bibirku menyumbat eranganku, dia menciumiku dengan gemas.
Pada awalnya aku menghindari
dicium olehnya karena Tigor perokok jadi bau nafasnya tidak sedap, namun dia
bergerak lebih cepat dan berhasil melumat bibirku. Lama-lama mulutku mulai
terbuka membiarkan lidahnya masuk, dia menyapu langit-langit mulutku dan
menggelikitik lidahku dengan lidahnya sehingga lidahku pun turut beradu dengannya.
Kami larut dalam birahi sehingga bau mulutnya itu seolah-olah hilang, malahan
kini aku lebih berani memainkan lidahku di dalam mulutnya. Setelah puas
berciuman, Tigor melepaskan dekapannya dan melepas ikat pinggang usangnya, lalu
membuka celana berikut kolornya. Maka menyembullah kemaluannya yang sudah
menegang dari tadi. Aku melihat takjub pada benda itu yang begitu besar dan
berurat, warnanya hitam pula. Jauh lebih menggairahkan dibanding milik
teman-teman SMU-ku yang pernah ML denganku. Dengan tetap memakai kaos
berkerahnya, dia berlutut di samping kepalaku dan memintaku mengelusi
senjatanya itu. Akupun pelan-pelan meraih benda itu, ya ampun tanganku yang
mungil tak muat menggenggamnya, sungguh fantastis ukurannya.
“Ayo Non, emutin kontol saya
ini dong, pasti yahud rasanya kalo diemut sama Non” katanya.
Kubimbing penis dalam
genggamanku ke mulutku yang mungil dan merah, uuhh.. susah sekali memasukkannya
karena ukurannya. Sekilas tercium bau keringat dari penisnya sehingga aku harus
menahan nafas juga terasa asin waktu lidahku menyentuh kepalanya, namun aku
terus memasukkan lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan kepalaku.
Selain menyepong tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati buah pelirnya.
“Uaahh.. uueennakk banget,
Non udah pengalaman yah” ceracaunya menikmati seponganku, sementara tangannya
yang bercokol di payudaraku sedang asyik memelintir dan memencet putingku.
Setelah lewat 15 menitan dia
melepas penisnya dari mulutku, sepertinya dia tidak mau cepat-cepat orgasme
sebelum permainan yang lebih dalam. Akupun merasa lebih lega karena mulutku
sudah pegal dan dapat kembali menghirup udara segar. Dia berpindah posisi di
antara kedua belah pahaku dengan penis terarah ke vaginaku. Bibir vaginaku disibakkannya
sehingga mengganga lebar siap dimasuki dan tangan yang satunya membimbing
penisnya menuju sasaran.
“Tahan yah Non, mungkin bakal
sakit sedikit, tapi kesananya pasti ueenak tenan” katanya, Link Alternatif Sbobet Terbaru.
Penisnya yang kekar itu
menancap perlahan-lahan di dalam vaginaku. Aku memejamkan mata, meringis, dan
merintih menahan rasa perih akibat gesekan benda itu pada milikku yang masih
sempit, sampai mataku berair. Penisnya susah sekali menerobos vaginaku yang
baru pertama kalinya dimasuki yang sebesar itu (milik teman-temanku tidak
seperkasa yang satu ini) walaupun sudah dilumasi oleh lendirku.
Tigor memaksanya
perlahan-lahan untuk memasukinya. Baru kepalanya saja yang masuk aku sudah
kesakitan setengah mati dan merintih seperti mau disembelih. Ternyata si Tigor
lihai juga, dia memasukkan penisnya sedikit demi sedikit kalau terhambat
ditariknya lalu dimasukkan lagi. Kini dia sudah berhasil memasukkan setengah
bagiannya dan mulai memompanya walaupun belum masuk semua. Rintihanku mulai
berubah jadi desahan nikmat. Penisnya menggesek dinding-dinding vaginaku,
semakin cepat dan semakin dalam, saking keenakannya dia tak sadar penisnya
ditekan hingga masuk semua. Ini membuatku merasa sakit bukan main dan aku
menyuruhnya berhenti sebentar, namun Tigor yang sudah kalap ini tidak
mendengarkanku, malahan dia menggerakkan pinggulnya lebih cepat. Aku dibuatnya
serasa terbang ke awang-awang, rasa perih dan nikmat bercampur baur dalam
desahan dan gelinjang tubuh kami.
“Oohh.. Non Nita, sayang..
sempit banget.. memekmu.. enaknya!” ceracaunya di tengah aktivitasnya.
Dengan tetap menggenjot, dia
melepaskan kaosnya dan melemparnya. Sungguh tubuhnya seperti yang kubayangkan,
begitu berisi dan jantan, otot-ototnya membentuk dengan indah, juga otot
perutnya yang seperti kotak-kotak. Dari posisi berlutut, dia mencondongkan
tubuhnya ke depan dan menindihku, aku merasa hangat dan nyaman di pelukannya,
bau badannya yang khas laki-laki meningkatkan birahiku. Kembali dia melancarkan
pompaannya terhadapku, kali ini ditambah lagi dengan cupangan pada leher dan
pundakku sambil meremas payudaraku. Genjotannya semakin kuat dan bertenaga,
terkadang diselingi dengan gerakan memutar yang membuat vaginaku terasa
diobok-obok.
“Ahh.. aahh.. yeahh, terus
entot gua Bang” desahku dengan mempererat pelukanku.
Aku mencapai orgasme dalam 20
menit dengan posisi seperti ini, aku melepaskan perasaan itu dengan melolong
panjang, tubuhku mengejang dengan dahsyat, kukuku sampai menggores punggungnya,
cairan kenikmatanku mengalir deras seperti mata air. Setelah gelombang birahi
mulai mereda dia mengelus rambut panjangku seraya berkata, “Non cantik banget
waktu keluar tadi, tapi Non pasti lebih cantik lagi kalau telanjang, saya
bukain bajunya yah Non, udah basah gini”.
Aku cuma bisa mengangguk
dengan nafas tersenggal-senggal tanda setuju. Memang badanku sudah basah
berkeringat sampai baju seragamku seperti kehujanan, apalagi AC-nya tidak
kunyalakan. Tigor meloloskan pakaianku satu persatu, yang terakhir adalah rok
abu-abuku yang dia turunkan lewat kakiku, hingga kini yang tersisa hanya
sepasang anting di telingaku dan sebuah cincin yang melingkar di jariku.
Dia menelan ludah menatapi
tubuhku yang sudah polos, butir-butir keringat nampak di tubuhku, rambutku yang
terurai sudah kusut. Tak henti-hentinya di memuji keindahan tubuhku yang bersih
terawat ini sambil menggerayanginya. Kemudian dia balikkan tubuhku dan
menyuruhku menunggingkan pantat. Akupun mengangkat pantatku memamerkan vaginaku
yang merah merekah di hadapan wajahnya. Tigor mendekatkan wajahnya ke sana dan
menciumi kedua bongkahan pantatku, dengan gemas dia menjilat dan mengisap kulit
pantatku, sementara tangannya membelai-belai punggung dan pahaku. Mulutnya
terus merambat ke arah selangkangan. Aku mendesis merasakan sensasi seperti
kesetrum waktu lidahnya menyapu naik dari vagina sampai anusku. Kedua jarinya
kurasakan membuka kedua bibir vaginaku, dengusan nafasnya mulai terasa di sana
lantas dia julurkan lidahnya dan memasukkannya disana. Aku mendesah makin tak
karuan, tubuhku menggelinjang, wajahku kubenamkan ke bantal dan menggigitnya,
pinggulku kugerak-gerakkan sebagai ekspresi rasa nikmat.
Di tengah-tengah desahan
nikmat mendadak kurasakan kok lidahnya berubah jadi keras dan besar pula. Aku
menoleh ke belakang, ternyata yang tergesek-gesek di sana bukan lidahnya lagi
tapi kepala penisnya. Aku menahan nafas sambil menggigit bibir merasakan
kejantanannya menyeruak masuk. Aku merasakan rongga kemaluanku hangat dan penuh
oleh penisnya. Urat-urat batangnya sangat terasa pada dinding kemaluanku.
“Oouuhh.. Bang!” itulah yang
keluar dari mulutku dengan sedikit bergetar saat penisnya amblas ke dalamku.
Dia mulai mengayunkan
pinggulnya mula-mula lembut dan berirama, namun semakin lama frekuensinya
semakin cepat dan keras. Aku mulai menggila, suaraku terdengar keras sekali
beradu dengan erangannya dan deritan ranjang yang bergoyang. Dia mencengkramkan
kedua tangannya pada payudaraku, terasa sedikit kukunya di sana, tapi itu hanya
perasaan kecil saja dibanding sensasi yang sedang melandaku. Hujaman-hujaman
yang diberikannya menimbulkan perasaan nikmat ke seluruh tubuhku.
Aku menjerit kecil ketika
tiba-tiba dia tarik rambutku dan tangan kanannya yang bercokol di payudaraku
juga ikut menarikku ke belakang. Rupanya dia ingin menaikkanku ke pangkuannya.
Sesudah mencari posisi yang enak, kamipun meneruskan permainan dengan posisi
berpangkuan membelakanginya. Aku mengangkat kedua tanganku dan melingkari
lehernya, lalu dia menolehkan kepalaku agar bisa melumat bibirku. Aku semakin
intens menaik-turunkan tubuhku sambil terus berciuman dengan liar. Tangannya
dari belakang tak henti-hentinya meremasi dadaku, putingku yang sudah mengeras
itu terus saja dimain-mainkan. Gelinjang tubuhku makin tak terkendali karena
merasa akan segera keluar, kugerakkan badanku sekuat tenaga sehingga penis itu
menusuk semakin dalam.
Mengetahui aku sudah diambang
klimaks, tiba-tiba dia melepaskan pelukannya dan berbaring telentang.
Disuruhnya aku membalikan badanku berhadapan dengannya. Harus kuakui dia
sungguh hebat dan pandai mempermainkan nafsuku, aku sudah dibuatnya beberapa
kali orgasme, tapi dia sendiri masih perkasa. Dia biarkan aku mencari
kepuasanku sendiri dalam gaya woman on top. Kelihatannya dia sangat senang
menyaksikan payudaraku yang bergoyang-goyang seirama tubuhku yang naik turun.
Beberapa menit dalam posisi demikian dia menggulingkan tubuhnya ke samping
sehingga aku kembali berada di bawah. Genjotan dan dengusannya semakin keras,
menandakan dia akan segera mencapai klimaks, hal yang sama juga kurasakan pada
diriku. Otot-otot kemaluanku berkontraksi semakin cepat meremas-remas penisnya.
Pada detik-detik mencapai puncak tubuhku mengejang hebat diiringi teriakan
panjang. Cairan cintaku seperti juga keringatku mengalir dengan derasnya
menimbulkan suara kecipak, Agen Judi Pokerking88.
Tigor sendiri sudah mulai
orgasme, dia mendesah-desah menyebut namaku, penisnya terasa semakun berdenyut
dan ukurannya pun makin membengkak, dan akhirnya.. dengan geraman panjang dia
cabut penisnya dari vaginaku. Isi penisnya yang seperti susu kental manis itu
dia tumpahkan di atas dada dan perutku. Setelah menyelesaikan hajatnya dia
langsung terkulai lemas di sebelah tubuhku yang berlumuran sperma dan keringat.
Aku yang juga sudah KO hanya bisa berbaring di atas ranjang yang seprei nya
sudah berantakan, mataku terpejam, buah dadaku naik turun seiring nafasku yang
ngos-ngosan, pahaku masih mekangkang, celah vaginaku serasa terbuka lebih lebar
dari biasanya. Dengan sisa-sisa tenaga, kucoba menyeka ceceran sperma di
dadaku, lalu kujilati maninya dijari-jariku.
LautanBola88 & LautanPoker88 Adalah Agen Resmi Judi Online BOLA, CASINO, SBOBET, MAXBET, IBCBET, POKER, SAKONG, CAPSA, CEME, DOMINO, TOGEL Online Terbesar, Terpercaya, Dan Terbaik No 1 Di INDONESIA Dengan Pelayanan 7x24 Jam. Pendaftaran & Deposit 24jam, Bisa Melalui Bank BCA, MANDIRI, CIMB NIAGA, BNI, BRI.
- Minimal Deposit POKER Hanya Rp 25.000
- Minimal Deposit BOLA & CASINO Hanya Rp 50.000
- Withdraw / Tarik Dana 24jam
- BONUS NEW MEMBER 30%
- Bonus Cashback 7%
- Bonus Turnover (0.25% Sport) & ( 0.7% Live Casino)
- Bonus Refferal 5% Seumur Hidup
Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi kami di:
Whatsapp: +855 7795 6733
BBM: LAUTANBOLA
LINE ID: LAUTANBOLA
Telegram: +855 7795 6733
LautanBola88 | LautanPoker88
LautanCinta
LAUTANBOLA88 LAUTANPOKER88 Agen Sbobet Terbesar TerpercayaLAUTANBOLA88 LAUTANPOKER88 Agen Bola Terbesar, Agen Bola Terpercaya, Agen Poker Terpercaya, Agen Sbobet Casino Terpercaya, Agen Bola Terpercaya, Agen Poker Terpercaya, Agen Sbobet Terpercaya, Agen Bola Terbesar, Agen Bola Terbaik, Capsa Susun, Bandar Bola Terbesar, Bandar Bola Terpercaya, Agen Sbobet Terbesar, Agen Sbobet Terbaik, Agen Poker Terbesar, Agen Poker Terbaik. Agen Bola Poker Casino, Sbobet, Terbaik Dan Terbesar di INDONESIA.
0 comments:
Post a Comment