Dengan Bercinta Membuat Hutang Ku Jadi Lancar
by
March 11, 2019
0
comments
Agen Bola Online
Agen Bola Terpercaya
Agen Casino Online
Agen Judi Terpercaya
Agen Poker Online
Agen Poker Terpercaya
Agen Sbobet Terbaik
Agen Sbobet Terpercaya
Cerita Dewasa
Cerita seks
Lautanbola88 – Pengalamanku ini terjadi pada tahun 1996
akhir, ketika aku sedang memulai usahaku di kota S, Aku baru saja menyelesaikan
urusan pinjaman modalku pada sebuah bank swasta di kota ini. Pada masa itu
belum ada tanda-tanda yang mengisyaratkan munculnya bencana ekonomi seperti
belakangan ini, sehingga semua urusan banking terasa smooth saja.
Banker yang mengurusi pinjamanku ialah seorang mantan kawan
SMA-ku dulu. Sebut saja namanya Lina. Ia baru beberapa bulan bekerja di bank
tersebut setelah menyelesaikan studinya di Amerika. Semasa SMA, Lina ialah
seorang yang menurutku termasuk golongan nerd. Berkaca mata, duduk di barisan
depan, rajin bertanya, dan catatannya selalu laris difotokopi ketika menjelang
musim ujian. Sedangkan aku sendiri termasuk golongan urakan, yang selalu
mendapat nilai pas-pasan, kecuali untuk pelajaran olah raga. Harus ku akui, Lina
tidak banyak berubah. Ia tetap saja nampak kuper dibalik kaca mata minus 3 itu.
Untung saja pakaian kerja yang dikenakannya membuatnya nampak lebih ‘terbuka’.
Aku ingat, ketika itu ia mengenakan blazer warna biru pastel, dan kemeja kuning
muda. Ia juga mengenakan rok mini berwarna biru tua, dan sepatu berhak tinggi,
sehingga tingginya yang hanya sekitar 165-an itu terlihat hampir menyamai
tinggi badanku.
Setelah usai menandatangani tumpukan kontrak dan perjanjian,
aku memutuskan untuk mengajaknya makan siang, bukan lagi sebagai kreditor, tapi
sebagai seorang kawan lama. Lina setuju saja, mengingat bahwa pinjamanku waktu
itu membuatnya memenuhi target bulanannya.
Kami meluncur menuju sebuah hotel yang cukup terkenal di
kota S, karena satu gedung dengan pusat perbelanjaan TP3. Kami menghabiskan
waktu cukup lama untuk memesan menu ala carte, karena harga menu buffet
tentunya tidak terlalu ekonomis. Selama makan, Lina tampak diam saja, seperti
biasanya. Aku mencoba mengamati wajahnya yang manis itu. Kulihat alisnya yang
tipis, hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis, dan lehernya. Leher yang
sangat indah, jenjang dan halus. Ketika aku melihat agak ke bawah lagi, kulihat
kancing kemejanya yang paling atas tidak dikancingkan sehingga aku dapat
berimajinasi bagaimana bentuk bagian tubuhnya yang berada di balik kemeja itu.
Selagi asyik-asyiknya menikmati keindahan itu, rupanya Lina mengamatiku dari
tadi.
Ia menyunggingkan senyum, mengambil serbet, mengelap
bibirnya, dan berkata, “Vin, kamu masih seperti yang aku dengar dulu?”.
“Hmm.., Tergantung apa yang kamu pernah dengar dulu”,
Jawabku agak kikuk.
“Pacaran dengan sesama jenis”, Jawabnya lugas. Membuat
mataku sedikit terbelalak kaget dan menatap matanya yang bundar lucu itu.
“Yah.., Kalau gosip yang kamu dengar cukup lengkap,
seharusnya kamu nggak perlu nanya ‘kan?”, Jawabku mencoba diplomatis.
“Cukup lengkap untuk bisa blackmail kamu”, Katanya.
“Haha, just kidding!”, ujarnya lagi agar aku tidak
tersinggung. Aku hanya tersenyum saja dan pura-pura berkonsentrasi pada makan
siangku.
“Bersyukurlah kamu bisa hidup normal”, Kataku mencoba
bergaya bijak.
“Hihihi.., Udahlah Vin, kreditnya udah di-approved ‘kan?”,
katanya lagi”, Nggak ada yang perlu ditakutin.., kecuali kalau bayarnya
nunggak!”, Candanya.
Kami terdiam untuk beberapa saat, tapi kemudian aku
merasakan sesuatu di betisku. Meja makan kami tergolong kecil, hingga posisi
duduk kami cukup dekat, dan kaki kami bisa bersentuhan. Namun kali ini sentuhan
itu seperti bukannya tak sengaja. Aku merasakan sentuhan jari kakinya mengusap
betisku pelan-pelan, merambat naik ke lututku, bergerak menyusup masuk ke rok
miniku, dan bergerak mengusap-usap paha kiriku bagian dalam.
Aku menatap matanya dalam-dalam sambil tidak tahu apa yang
harus aku lakukan, tapi dia balik memandang wajahku, tersenyum, dilepaskannya
gagang sendoknya, lalu tangannya menyentuh lehernya sendiri dengan ujung jari
tengah. Seperti orang tolol, pandanganku mengikuti kemana larinya jari-jari
lentik itu. Jemarinya bergerak pelan-pelan ke bawah, menyusuri lehernya, turun
terus, lalu berhenti ketika tersangkut di kancing kemeja kuningnya. Pada saat
itu juga jari kakinya yang sejak tadi diam di antara kedua pahaku disodokannya
ke depan, menyenggol kewanitaanku, memang tidak tepat pada bibirnya, namun
cukup memberiku sengatan birahi yang mendadak.
]
“Hkk..”, Aku merintih tertahan, memejamkan mataku untuk
mengontrol perasaanku. Ketika mataku terbuka, nampak Lina tersenyum padaku,
menunjukkan sebaris gigi yang bersih dan indah. Senyuman itu membuatku makin
kikuk. Meskipun masa laluku kulewatkan dengan ‘bebas’, namun penampilan Lina
yang anggun membuatku tidak mikir macam-macam padanya.., tapi setelah apa yang
dilakukannya ini.., aku tidak tahu lagi. Akhirnya, setelah membisu cukup lama,
aku melambaikan tangan pada waiter, dan membayar makan siang.
“Vinn”, Katanya sambil meletakkan tangannya di bahuku. “Aku
punya membership di hotel ini, dan aku rasa aku perlu istirahat sedikit. Kamu
mau menemaniku kan?”, Tanyanya dengan kalimat yang lugu namun sudah dapat
ditebak artinya. Mengingat hubungan bisnisku dengan banknya, aku memutuskan
untuk menurut.
Sebagai wanita, agak sulit bagiku untuk bercumbu rayu begitu
saja dengan orang yang cukup asing. Hal itulah yang membuatku bengong saja
meskipun kini aku sudah duduk di sofa dalam kamar executive hotel, sementara Lina
berdiri di hadapanku dan melepas blazernya dengan gaya yang dibuat-buat agar
merangsang. Melihatku tidak berespon, Lina melanjutkan permainannya, ia
melepaskan satu persatu kancing kemejanya, lalu menyingkapkan kemejanya
sehingga bahu kanannya yang halus dan putih bersih itu terlihat olehku, Link Alternatif Sbobet Terbaru.
Tali bra berwarna putih berenda tampak menghiasi bahu yang
indah itu. Aku cukup mengagumi keindahan tubuhnya, namun aku masih segan untuk
bereaksi, aku malu karena Lina pernah menjadi orang yang cukup aku hormati.
Dilemparkannya kemejanya ke atas ranjang, menyusul bra dan celana dalamnya. Aku
hanya diam menatap tubuhnya yang kini hanya terbalut rok mini biru tua itu.
Payudaranya nampak indah sekali bentuknya, bulat, tidak terlalu besar namun
kencang, putih bersih, dan putingnya kecil sekali berwarna coklat muda. Ia
melangkahkan kakinya mendekati tempatku duduk.
“Vinn”, bisiknya, “Aku mendengar semua gosip tentang kamu.
Tentang anak-anak basket yang lesbi, dan tentang apa yang kamu lakukan dengan
guru geografi di perpustakaan waktu itu. In fact, hampir semua orang
membicarakannya, namun nggak ada yang berani terang-terangan menuduh”, Sambungnya
lagi.
Aku tetap diam, menundukkan kepalaku dengan rasa tidak enak.
“Aku iri dengan Reni dan Evelin yang bisa setiap saat mandi
bersama kamu, tidur bareng di rumah kost, melihat kamu dengan kaos basah di
ruang ganti..”, bisiknya lagi, seolah menelanjangi masa laluku yang hendak aku
lupakan. Aku tetap tertunduk ketika tiba-tiba Lina meraih kepalaku dan
mendongakkannya. Karena posisiku duduk dan dia berdiri, maka mataku langsung
berhadapan dengan sepasang payudaranya yang indah itu, dengan puting-puting
yang masih flat, menunggu untuk dibangunkan. Aku tetap terdiam, meski jari-jari
Lina menyusupi rambutku yang lurus dan pendek, mengusap pipi dan rahangku,
mengelus tengkukku lalu aku mendengar suaranya lagi.
“Vinn, please..”, Katanya, aku melirik ke atas, menatap
matanya. Kaca matanya tak mampu menyembunyikan sorot memelas dari kedua mata
bulatnya.
Tanganku memeluk pinggulnya menariknya mendekat. Aku segera
mendaratkan bibirku tepat pada puting susu kanannya, menghisap, melingkarinya
dengan lidahku, terus-menerus. Aku merasakan cengkeramannya pada kepalaku
menguat, aku mendengar desahan nafasnya kian tak teratur, Aku melirik ke
wajahnya, aku melihat alisnya menyatu, matanya terpejam, mulutnya ternganga
mengeluarkan desahan nafas tak beraturan. Aku ikut kehilangan kontrol, wajahnya
begitu membangkitkan hasratku, aku segera memindahkan mulutku ke puting susu
kirinya, meremas payudaranya sambil mengulum putingnya, ekspresi wajahnya
menunjukkan perasaan kegelian yang amat sangat, tubuhnya menggeliat-geliat kecil,
kakinya tampak goyah, tak lama kemudian ia jadi lunglai seperti selembar
handuk, rebah di atas karpet tebal kamar itu. Cukup lama aku memainkan kedua
payudaranya dengan mulut dan tanganku sementara tangannya sendiri telah masuk
ke balik rok mininya.
Tiba-tiba ia mendorongku hingga kini aku berada di bawah
tubuhnya. Wajahnya nampak begitu dekat dengan wajahku, ia mendaratkan ciumannya
di bibirku, menghisapnya kuat-kuat, sambil tangannya membuka kancing-kancing
blazer dan kemejaku. Aku tidak mengerti kenapa aku hanya diam, namun kini aku
merasakan tangannya telah menerobos bra Marks & Spencer-ku. Dilepaskannya
bibirnya dari bibirku, ia menjilati dan menciumi seluruh rahang dan leherku,
memberiku rasa hangat yang nikmat. Ditariknya braku ke atas hingga ia dapat
melihat payudaraku. Ia tampak begitu bernafsu memandanginya diremas-remasnya
kedua payudaraku dengan gemas sampai terasa agak sakit. Tiba-tiba mulutnya
menyerbu puting susuku yang kiri, melumatnya, menghisap, dan menjilatinya.
Rangsangan yang tiba-tiba membuatku terpejam dan meringis menahan rasa geli
yang tiba-tiba menyerbu. Aku mendongakkan kepalaku ke atas, aku merasakan
gerakan lidahnya semakin menjadi-jadi. Kedua puting susuku dijilati dan
dihisapnya bergantian, rasanya geli sekali, tanganku mencoba mencengkeram
pinggangnya, namun rasa geli pada puting-putingku terasa membuatku lemas dan
aku merasakan sesuatu telah meleleh keluar dari kewanitaanku.
Ditariknya celana dalamku hingga lepas, disingkapkannya rok
miniku ke atas, kakiku dikangkangkannya, lalu ia menempelkan kewanitaannya pada
kewanitaanku, digosoknya naik turun, aku merasakan hangat dan nikmat yang tak
tertahankan, aku merintih dan mengerang keras-keras tak peduli siapa yang akan
mendengar. Aku terbaring telentang di atas karpet cokelat muda itu, aku
melihatnya seperti menduduki selangkanganku, membuat kewanitaan kami saling
bergesekan, tangannya berpegangan pada payudaraku, ibu jari dan telunjukknya
memilin-milin keras puting susuku. Ia menggeliat-geliat sambil menaik-turunkan
badannya, mendongakkan kepalanya ke atas, hingga aku dapat melihat keindahan
rahangnya yang luar biasa.
Aku sendiri menggeliat-geliat mencoba menahan gempuran rasa
geli dan nikmat yang mengalir membanjiri tubuhku lewat payudara dan
kewanitaanku.
“Aduhh, Linaa.., ohh..”, Aku seolah mendengar sendiri
eranganku yang tak beraturan.
“Uhh.., Jennii.., nikmat sekalii”, Ia merintih-rintih tak
karuan, nafasnya makin memburu, gesekan kewanitaan kami semakin terasa hangat
dan lembap, pelintiran dan remasannya membuat payudaraku serasa pegal meskipun
kegelian. Aku terengah-engah kegelian, punggungku terangkat dari karpet,
melengkung seperti busur panah. Kenikmatan yang kudapatkan serasa merajam
tubuhku, putingku terasa pegal dan geli karena diplintir-plintir dari tadi,
sementara kewanitaanku terasa berdenyut-denyut, rintihanku semakin tak karuan,
birahiku kian memuncak. Hingga akhirnya aku merasakan desakan dari dalam
tubuhku menuju kewanitaanku, tubuhku terasa kejang dan kaku, aku berusaha
menahan meski sia-sia, kewanitaanku terasa tak mampu membendungnya, hingga
akhirnya hentakan orgasme menghantam tubuhku. Aku menjerit keras-keras,
mencengkeram pinggang Lina, di tengah serbuan kenikmatan itu, aku sempat
melihat badan Nana juga mengejang, gerakannya berhenti, namun aku tak dapat
mengingatknya lagi, karena aku langsung mencapai puncak. Cairan kami saling
bercampur diantara kewanitaan kami, Lina roboh dan terbaring disampingku,
sementara aku sendiri merasa kehilangan seperempat kesadaranku karena orgasme
yang lumayan dahsyat itu, Agen Judi Pokerking88.
Kami tergeletak berdampingan, dengan tubuh basah oleh
keringat, kaki terasa pegal, dan nafas terengah-engah, serta mata terkatup
rapat.
Aku melirik tubuh Lina yang telanjang di sampingku, tengah
memejamkan mata dan terkulai lemah. Aku sendiri tak kalah lelahnya, tubuhku
masih dibalut business suit, namun sudah tersingkap di mana-mana, hingga
payudaraku bisa merasakan dinginnya hawa AC ruangan, namun kenikmatan orgasme
tadi segera mengantarku ke alam bawah sadar, semua gelap lagi.. Hanya
kenikmatan dan kehangatan yang kurasakan mengalir dalam darahku.
LautanBola88 & LautanPoker88 Adalah Agen Resmi Judi Online BOLA, CASINO, SBOBET, MAXBET, IBCBET, POKER, SAKONG, CAPSA, CEME, DOMINO, TOGEL Online Terbesar, Terpercaya, Dan Terbaik No 1 Di INDONESIA Dengan Pelayanan 7x24 Jam. Pendaftaran & Deposit 24jam, Bisa Melalui Bank BCA, MANDIRI, CIMB NIAGA, BNI, BRI.
- Minimal Deposit POKER Hanya Rp 25.000
- Minimal Deposit BOLA & CASINO Hanya Rp 50.000
- Withdraw / Tarik Dana 24jam
- BONUS NEW MEMBER 30%
- Bonus Cashback 7%
- Bonus Turnover (0.25% Sport) & ( 0.7% Live Casino)
- Bonus Refferal 5% Seumur Hidup
Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi kami di:
Whatsapp: +855 7795 6733
BBM: LAUTANBOLA
LINE ID: LAUTANBOLA
Telegram: +855 7795 6733
LautanBola88 | LautanPoker88
LautanCinta
LAUTANBOLA88 LAUTANPOKER88 Agen Sbobet Terbesar TerpercayaLAUTANBOLA88 LAUTANPOKER88 Agen Bola Terbesar, Agen Bola Terpercaya, Agen Poker Terpercaya, Agen Sbobet Casino Terpercaya, Agen Bola Terpercaya, Agen Poker Terpercaya, Agen Sbobet Terpercaya, Agen Bola Terbesar, Agen Bola Terbaik, Capsa Susun, Bandar Bola Terbesar, Bandar Bola Terpercaya, Agen Sbobet Terbesar, Agen Sbobet Terbaik, Agen Poker Terbesar, Agen Poker Terbaik. Agen Bola Poker Casino, Sbobet, Terbaik Dan Terbesar di INDONESIA.
0 comments:
Post a Comment